Mahasiswa Unas Tewas di Gn. Papandayan

Quote:


[imagetag]
[kawah papandayan]

TEMPO.CO, GARUT - Ahmad Nur Hidayatullah, 19 tahun, mahasiswa Universitas Nasional Jakarta Selatan ditemukan meninggal di Gunung Papandayan, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ahmad adalah warga Kelurahan Petukangan Utara, Pasanggrahan, Jakarta Selatan. " Korban ditemukan pukul 10.00 WIB dan sekarang masih berada di Puskesmas Cisurupan" kata Kepala Polsek Cisurupan Komisaris Polisi Edet Hermana kepada Tempo, Minggu 18 Desember 2011.

Menurut Edet, hasil pemeriksaan tim medis, korban meninggal dunia akibat kedinginan. Alasannya karena ditubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Selain itu, korban juga memiliki riwat penyakit maag dan tidak tahan terhadap cuaca dingin.

Korban meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB dan di tiba di Puskesmas Cisurupan sekitar pukul 15.00 WIB. Korban meninggal di lokasi perkemahan yang berada di blok Pondok Saladah, Desa Panawang, Kecamatan Pamulihan atau sekitar 7 kilometer dari kawah Papandayan. Lokasi ini berada sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut.

Edet mengaku pihaknya akan melakukan penyelidikan ke lokasi pada esok hari. Alasannya karena cuaca karena di lokasi kejadian guyur hujan deras dan diselimuti kabut tebal. Selain itu, tempat itu juga hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki yang memerlukan waktu sekitar 1,5 jam. "Untuk jenazah akan dibawa ke Jakarta malam ini, namun keluarga menolak untuk diotopsi dengan alasan sudah takdir," ujarnya.

Korban bersama 15 rekannya dari Himpulan Mahasiswa Pencita Alam Universitas Nasonal (Unas) Jakarta, berangkat ke Papandayan pada 10 Desember lalu. Rombongan yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 3 perempuan menuju Gunung Papandayan menyusuri jalur hutan dari kawasan Kecamatan Pamulihan.

Kepala Seksi Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah V Garut, Teguh Setiawan, menyayangkan atas kejadian ini. Soalnya para pendaki ini tidak memiliki izin untuk memasuki kawasan Gunung Papandayan.

Menurut dia, para mahasiswa ini sebelumnya telah menghubungi pihaknya melalui telpon untuk melakukan aktivitas di Papandayan. Namun tidak diizinkan, karena pendakian telah ditutup sementara sejak Agustus 2011 dengan alasan keamanan atas dinaikannya status Papandayan menjadi Siaga level III. "Tapi ternyata mereka ngotot memasuki kawasan tanpa sepengetahuan kami," ujar Teguh.


Sumber

turut berduka sedalam-dalamnya....smoga keluarga yang di tinggalkan diberi ketabahan. amin

t.satria 19 Dec, 2011