Polisi Lakukan Pembunuhan Karakater Komunitas Punk

JAKARTA - Gubernur Nangroe Aceh Darussalam Irwandi Yusuf menuding bahwa konser amal yang di gelar oleh komunitas punk di Aceh tidak mendapatkan izin dan melakukan pemalsuan izin.

Salah satu tokoh underground, Sance Herianto mengatakan bahwa hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi petugas keamanan melakukan aksi penangkapan dan penggundulan kepada para anggota punk.

"Masa karena perizinan anak orang di mappras seperti militer dibotakin, direndam. Salah mereka apa mesti diperlakukan seperti itu? kecuali di acara mereka terlibat tawuran itu sah saja," kata Sance kepada okezone, Selasa (20/12/2011).

Ia menambahkan seharusnya baik Gubernur maupun Polda Aceh dapat memudahkan komunitas punk untuk menggelar aksi musik amal.

"Namanya acara amal panti asuhan tapi pakai birokrasi berbelit-belit aneh, tapi buat izin untuk buka tempat prostitusi night club, spa dan esek-esek boleh dan di izinkan," sindirnya.

Sance menambahkan bahwa peristiwa yang terjadi kepada puluhan rekannya di Aceh tak ubahnya sebagai pembunuhan karakter terhadap komunitas punk.

"Ya itu boroknya pemerintah kita, UUD ujung-ujungnya duit gimana mau maju negara ini? karena semua orang hanya mementingkan diri sendiri. Itu hanya pembenaran saja dan pembunuhan karakter punk itu sendiri. Kalau mereka komunitas punk khususnya berbuat kriminalitas sah-sah saja ditangkap, karena ada alasan jelas," keluhnya. (sus)
(ful)
sumber

setyawandepunk 26 Dec, 2011