Anas Mulai 'Strike Back': Minta Kasus Century Kerabat Istana Diseret!

HEW dan Istri Keseret Kasus Century, Anas Urbaningrum Desak Pencuri di Century Dipidana. He he Slentem !
Sabtu, 24 Dec 2011 05:10 WIB

Jakarta - Hasil audit forensik Century diumumkan. Hasilnya terpapar data adanya sejumlah dugaan pelanggaran pidana terkait aliran uang. BPK akan menyetorkannya ke KPK untuk diproses hukum. Upaya itu pun didukung Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum.

"Tetapi jika ada yang melakukan tindak pidana, misalnya mencuri uang negara, kami sepenuhnya mendukung untuk diproses hukum secara adil," kata Anas usai lomba futsal di Pancoran, Jaksel, Sabtu (24/12/2011).

Anas menjelaskan yang terpenting adalah bagaimana agar kasus Century segera tuntas. Anas tidak ingin PD menjadi tersandera karena kasus Century.

"Buat saya adalah bagaimana kasus itu juga segera tuntas, tidak menggantung, tidak terkatung-katung karena kalau ada yang menggantung, terkatung-katung, itu menjadi semacam sandera politik," jelasnya.

Anas kembali menegaskan, bahwa Demokrat berkomitmen pada penegakkan hukum dalam kasus Century ini. "Siapa yang bersalah silakan diproses dengan adil dan transparan. Tetapi kalau tidak bersalah, ya segera nyatakan tidak ada yang bersalah. Biar tidak terkatung-katung," jelasnya.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan sejumlah transaksi non-tunai berupa setoran ke Bank Century. Salah satunya terkait dengan inisial HEW dan SKS, yang diduga merupakan ipar Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Ketua BPK Hadi Purnomo, kepada wartawan, di Senayan, Jakarta, hari ini, mengaku telah melakukan pemeriksaan. "Semua yang tertera di situ tentu telah dipanggil dan ketemu BPK," tuturnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua BPK Taufiqurahman Ruki mengatakan, tim audit telah melakukan wawancara terhadap lebih dari 100 orang untuk menggali keterangan terkait aliran dana Century.

Sementara itu, Beritasatu.com menyebutkan, HEW merupakan inisial dari Hartanto Edi Wibowo, adik ipar Presiden SBY disebut-sebut karena BPK menemukan setoran tunai menyangkut HEW dan SKS selama 2007, sebanyak tiga kali yang besarnya bervariasi, di atas Rp300-an juta.

Anas kembali menegaskan, bahwa Demokrat berkomitmen pada penegakkan hukum dalam kasus Century ini. "Siapa yang bersalah silakan diproses dengan adil dan transparan. Tetapi kalau tidak bersalah, ya segera nyatakan tidak ada yang bersalah. Biar tidak terkatung-katung," jelasnya.

Hasil audit forensik yang dilakukan BPK sempat menyambar sejumlah nama. Salah satu yang disebut yakni ZEM diduga menerima aliran dana ribuan dollar AS. Penelusuran detikcom ZEM yakni Emir Moeis politikus PDIP. Namun Emir sudah membantah dirinya menerima aliran dana. Dia menyebut dirinya menjadi korban karena dia salah satu investor, nasabah Century.

Nama lainnya yang disebut dalam laporan BPK di kolom temuan lain yakni Hartanto Edhie Wibowo yang juga adik Ani Yudhoyono. Namun dalam laporan BPK itu disebutkan, Hartanto sudah diklarifikasi dan membantah adanya aliran dana itu. Dia dan istrinya tidak tahu menahu soal aliran dana itu.
http://www.rimanews.com/read/2011122...uri-di-century

Audit BPK 'Sentuh' Kerabat Istana
4 Dec 2011, 11:51:47
Jakarta, FaktaPos.com - Ketua DPR Marzuki Alie, berniat mengklarifikasi nama ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang disebut-sebut dalam hasil audit forensik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Marzuki akan menanyakan langsung kepada Hartanto Edhi Wibowo, yang juga anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat. Apakah hasil klarifikasi Marzuki Ali itu, akan membuka babak baru, skandal Bank Century, atau akan berakhir dengan bantahan ? Yang pasti temuan BPK itu, semakin menguatkan adanya keterlibatan kerabat Istana, dalam kasus yang merugikan negara Rp. 6,7 triliun itu.

Keterlibatan adik kandung Ibu Negara Ani Yudhoyono itu, memang belum bisa dipastikan. Karena hasil audit hanya menyebut inisial HEW. BPK menemukan setoran tunai menyangkut HEW dan istrinya SKS selama tahun 2007 sebanyak 3 kali. Besarannya, Rp. 453 juta, Rp. 368 juta dan Rp. 469 juta. Setoran tunai itu tidak pernah ada setoran fisik valasnya. Transaksi berasal dari penukaran valas ke dalam rupiah di Bank Century cabang Pondok Indah. Nilai uangnya adalah 45.000, 35.000 dan 45.000 dollar Amerika serikat.

Penyetoran tunai tanpa fisik diakui oleh pegawai Bank Century cabang Pondok Indah berinisial DW dan AFR. Namun, BPK belum menyimpulkan hubungan transaksi ini dengan kasus BC, karena belum menemukan sumber dana valas yang ditukarkan. HEW disebut sebut sebagai Hartanto Edhi Wibowom dan SKS adalah Satya Kumala Sari, yang tak lain adalah istrinya. Hartanto kini duduk sebagai anggota Komisi VII DPR. Ia juga menjadi bendahara Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Selain itu Hartanto juga aktif bersama Yayasan Puri Cikeas. Dalam buku "Gurita Cikeas" karangan George Aditjondro disebutkan, yayasan itu seakan menjadi 'jembatan penghubung' keluarga SBY dengan sejumlah pengusaha.

Tak heran jika pengusutan kasus Century "berjalan lambat". Dalam hasil audit itu tidak menyebutkan dugaan adanya keterlibatan mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan, Sri Mulyani, dan mantan Gubernur Bank Indonesia, Boediono. Dan Ketua BPK, Hadi Purnomo membantah jika hasil audit yang sudah diserahkan ke DPR itu ada intervensi pihak lain.BPK juga menolak menyebut inisial HEW itu dalam hasil audit yang selesai lebih cepat hampir satu bulan dari jadwal yang sudah ditentukan.

Selain HEW, audit juga menemukan adanya "kucuran" dana dari rekening milik BS dan SS ke PT Media Nusa Pradana (MNP), sebuah perusahaan penerbitan koran harian. PT MNP menerbitkan koran Jurnas yang sebelumnya berafiliasi ke Partai Demokrat. Periode aliran dana senilai Rp. 100,9 miliar itu terjadi 2006 – 2009. Disebut-sebut, BS adalah Boedi Sampoerna, sementara SS adalah Sunaryo Sampoerna, putra Boedi Sampoerna. Tapi belakangan PT MNP membantah memiliki rekening di Bank Century, dan media yang diterbitkannya dimiliki partai politik.

Adanya temuan aliran dana ke HEW dan PT.MNP, menguatkan dugaan jika skandal pengusutan kasus Century berjalan lambat, karena akan"menyentuh" pusat kekuasaan. Keduanya memang tidak memiliki hubungan secara langsung, tapi bukan berarti menghilangkan adanya benang merah ke Istana. Sejumlah elit Partai Demokrat, juga mulai mengallihkan perhatian dengan menyatakan jika hasil audit itu menunjukkan tidak ada keterlibatan dengan partai yang berkuasa saat itu. Lantas jika tak terkait bagaimana dengan HEW yang merupakan kader Partai Demokrat, dan PT.MNP perusahaan yang secara tidak langsung menjadi media yang menjadi saluran suara partai berkuasa ?

Temuan BPK itu pun seakan " mengaburkan" adanya 13 temuan yang patut diselidiki lebih lanjut. Tapi dalam 13 temuan resmi itu belum menyentuh adanya keterlibatan orang-orang dilingkaran kekuasaan.. Yang pasti DPR berencana menyerahkan hasil laporan itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebelumnya KPK pernah menyelidiki bail out untuk Bank Century, namun belum menemukan ada indikasi korupsi dalam penggelontoran dana talangan itu. Apakah pimpinan KPK baru akan menemukan hasil yang berbeda, dengan adanya audit investigasi BPK itu ?
http://www.faktapos.com/nasional/147...kerabat-istana

------------

kata Anas dalam pikirannya, (kira-kira begini): jangankan manusia, jangankan seorang Anas Urbaningrum yang mantan Ketua Umum PB-HMI, selagi cacing aja kalau di zholimi terus, dia akan melawan dan menggeliat! .... :D

ngupilduit 26 Dec, 2011