Jeritan Suku Anak Dalam Jambi di Gedung DPR RI Tak Digubris

"Kembalikan tanah nenek moyang kami yang dirampas PT. Asiatic
Persada...!!!

" Sungguh memilukan melihat kondisi Suku Anak Dalam (SAD)
Jambi yang tetap bertahan di depan Gedung DPR RI pada hari Selasa
(13/12). Mereka membangun tenda dari terpal plastik dan perlengkapan
seadanya, dengan bekal yang sangat minim, bahkan tidur beralaskan
plastik. Diantara mereka tampak beberapa anak –anak dan orang tua jompo.

Mereka bersikeras tidak akan kembali ke kampung halaman sebelum
tuntutan mereka dipenuhi. Bpk Usup Bengking, salah satu SAD yang berasal
dari desa Bungku Kec. Bajubang, Kab. Batang Hari mengatakan, "Kami
sudah dua malam menginap disini, kami menuntut DPR RI untuk segera
mengusir dan mencabut izin PT. Asiatic Persada yang telah merampas tanah
adat yang merupakan tanah nenek moyang kami. Kami tidak akan kembali
sebelum tuntutan kami dipenuhi !"

Warga SAD yang berjumlah sekitar 18 orang yang berasal dari desa
Bungku – Batang Hari menyatakan sangat geram dengan perlakuan PT.
Asiatic Persada yang bertindak sewenang-wenang terhadap warga yang
lemah. Selain merampas tanah adat mereka, perusahaan tersebut juga
menyebabkan hilangnya mata pencaharian penduduk sekitar.

PT. Asiatic Persada yang merupakan perusahaan kelapa sawit yang
terletak di desa Sei. Bahar PKS Sei. Kandang – Batang Hari telah
bertindak arogan terhadap warga SAD, bahkan ada salah satu warga mereka
yang harus mendekam di LP Jambi selama satu tahun hanya karena mengambil
berondolan sawit yang tidak diangkut perusahaan dan tergeletak
disekitar pohon.

"Mereka lebih menyukai berondolan tersebut busuk ditanah daripada
dimanfaatkan oleh kami, dengan uang mereka berkuasa. Kami ini hanya
rakyat bodoh dan tak berdaya yang dikalahkan oleh uang," ungkap Usup
Bengking.


Bapak Junaidi salah satu demonstran SAD menambahkan, "kami sudah
mengadukan hal ini kepada Gubernur, juga kepada DPRD Jambi, tapi hingga
saat ini belum ada realisasi nyata sehingga kami bertekad menuju DPR di
Jakarta, kami tidak akan kembali sebelum menemukan titik terang."

sumber

marabuntaz 21 Dec, 2011