Hobi Curi Jilbab, lalu Berkhayal

Selasa, 20 Desember 2011 , 07:16:00


Hobi Curi Jilbab, Lalu Diciumi sambil Berkhayal
Cerita Mahasiswa yang Punya Kelainan Seksual sejak SMP


Jika umumnya pria cenderung tergoda melihat gadis cantik berpakaian seksi, ternyata itu tak berlaku bagi Santoso -- nama samaran (20). Mahasiswa semester II, Fakultas Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda ini justru mengaku tergoda jika melihat gadis berjilbab. Wow!

PERILAKU nyeleneh dari pria lajang ini justru membawanya harus berurusan dengan polisi. Dia ditangkap warga saat berusaha mencuri dua jilbab dari jemuran di sebuah indekos perempuan di Jalan Pramuka 6, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Minggu (18/12) sekira pukul 14.00 Wita. Sebelum diserahkan warga ke polisi, Santoso sempat menjadi bulan-bulanan warga yang kesal. Sudah bisa ditebak, sekujur tubuh pria asal Balikpapan ini pun dipenuhi luka lebam akibat hantaman benda tumpul.

Tapi, hingga Minggu (18/12), pukul 21.00 Wita, polisi yang membawa pelaku ke Polsekta Samarinda Ulu belum menerima laporan resmi dari warga yang merasa dirugikan akibat ulah pemuda ini.

Ditemui di ruang tahanan Polsekta Samarinda Ulu, pemuda bertubuh tinggi kurus itu mengakui perbuatannya. Kata dia, mulai kelas 2 SMP sudah sering nonton film porno. Sejak saat itulah pikirannya selalu dipenuhi rasa penasaran dan ingin mempraktikkan apa yang dilihatnya dalam film tersebut. Naik kelas 3 SMP, kebiasaan buruknya pun semakin menjadi-jadi. Bahkan bukan lagi perempuan seksi yang membuat hasrat seksualnya "meledak", tapi gadis yang mengenakan jilbab.

Sejak itu, dia ia kerap membayangkan wajah gadis berjilbab, sambil melampiaskan hasrat seksualnya dengan onani. Penyimpangan ini terjadi padanya hingga lulus SMA.

"Saya sendiri juga bingung, kenapa begitu nafsu kalau lihat cewek pakai jilbab, yang pasti cewek berjilbab itu lebih menggairahkan bagi saya ketimbang cewek berpakaian seksi," katanya.

Pada 2010, Santoso mulai kuliah di Unmul. Sayangnya, saat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi kebiasaan buruknya itu belum juga hilang, bahkan semakin parah.

Sejak pertengahan September, dia kerap mencuri jilbab mahasiswi yang dijemur di beberapa rumah kos yang memang banyak di Jalan Paramuka.

Jilbab hasil curian dia simpan di kamar kosnya di Jalan M Yamin, dekat Kampus Universitas Widya Gama Mahakam, Samarinda.

Sewaktu-waktu, jika bertemu dengan gadis berjilbab, dia langsung mencium-ciumi jilbab hasil curiannya sambil berhayal. "Saya mulai mencuri sejak tiga bulan yang lalu, seingat saya sudah lima kali saya mencuri jilbab," ujarnya.

Sebenarnya dia menyadari apa yang terjadi pada dirinya adalah tidak wajar. Tapi, dia bingung harus berobat ke mana. Apalagi uang sakunya juga hanya cukup untuk bayar sewa kamar dan makan sehari-hari. "Saat ini saya juga menderita penyakit lain, paru-paru basah dan pendarahan pada dubur. Mau bagaimana, lagi saya tidak punya uang untuk berobat," terangnya.

BANYAK PACAR

Di sisi lain, Santoso juga mengaku, sejak tinggal di Kota Tepian sudah lima kali membuat hubungan asmara dengan perempuan. Dua di antara pacarnya adalah sesama mahasiswa. Pacar terakhirnya seorang pelajar SMP. Dia sudah tak berhubungan dengan pacarnya yang terakhir sejak November lalu. "Di Balikpapan saya sudah 20 kali pacaran," terangnya.

Kapolresta Samarinda AKBP Arief Prapto Santoso melalui Kapolsek Samarinda Ulu AKP Kelana Jaya mengatakan, saat ini barang bukti berupa dua jilbab telah diamankan, sementara tersangka menjalani pemeriksaan. "Kami masih menunggu perwakilan warga untuk membuat laporan resmi tentang kasus pencurian ini, karena dalam kasus pencurian jelas ada pihak yang dirugikan," kata Kelana. Hingga kemarin, pelaku masih ditahan polisi.

CARI SENSASI SENDIRI

Ahli Keperawatan Jiwa, Akademi Keperawatan (Akper) Pemprov Kaltim Linda Dwi Novial mengatakan, apa yang dialami Santoso itu termasuk penyakit kejiwaan, dalam kategori kelainan seksual. Penyebab gangguan seperti itu, merupakan multifaktor, seperti, bisa jadi saat masih anak-anak tidak mendapatkan perlakuan yang wajar, atau saat fase pencarian jati diri tidak pernah mendapatkan pemahaman tentang peran seorang pria.

Biasanya penderita seperti Santoso sangat sulit mendapatkan kepuasan seksual dalam hubungan intim, itu sebabnya ia cenderung mencari sensasi sendiri. Ada yang senang dengan anak kecil, ada yang senang dengan sesama jenis, termasuk Santoso sendiri yang justru lebih senang dengan perempuan berjilbab.
Dia menyarankan, Santoso agar segera menjalani terapi kejiwaan. Karena hukuman penjara tidak akan dapat menyembuhkan penyakitnya. Terapi tersebut bisa dilakukan di psikolog atau ahli kejiwaan lainnya. Itu semua itu harus berangkat dari keinginan Santoso sendiri untuk bisa sembuh dari penyakitnya.

"Yang pasti hukuman pidana tidak akan menyelesaikan masalah, karena apa yang ada dalam diri Santoso adalah penyakit, bukan murni keinginannya, mungkin terdengar aneh bagi orang awam, namun tidak bagi kami orang kesehatan," terang Linda.(*/hrn/far)

sumber : http://www.kaltimpost.co.id/index.ph...tail&id=120586

Wah, tingkat imajinasinya melebihi orang awam kebanyakan.
Semoga "penyakit" ini hanya dimiliki Santoso. Jangan sampai nila setitik, rusak susu se Malinda.

GolputMuda 20 Dec, 2011