Skenario Capres 2014 Partai Demokrat

[imagetag]

JAKARTA - Sebagai partai penguasa (ruling party), tidak mudah bagi Demokrat untuk memutuskan kandidat yang akan diusung pada pilpres nanti. Belum adanya figur internal partai yang kuat menyebabkan Demokrat mulai melirik calon dari luar partai.

"Demokrat sadar, tidak mudah menghadapi pemilu 2014 mendatang. Apalagi di tengah penurunan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Pada saat yang sama juga belum ada figur kuat di internal partai pasca-SBY. Hal ini menyebabkan Demokrat mulai melirik calon dari luar partai," ujar analis Charta Politika Indonesia Arya Fernandes, Senin (19/12).

Menurut Arya ada dua skenario utama yang tengah dipersiapkan Demokrat jelang pemilu 2014 mendatang. Pertama, capres dari internal partai. Prioritas capres tetap akan diberikan kepada kader internal partai. Hal tersebut penting bagi Demokrat untuk menghindari terjadinya perpecahan di internal partai.

"Namun, Demokrat tentu akan bersikap realistis bila tidak ada calon internal partai yang kuat. Dan saya kira akan melirik calon luar partai," kata Arya.

Bagaimanakah kans Anas Urbaningrum atau Marzuki Alie?

"Saya kira, Anas akan disiapkan untuk pemilu 2019. Dan mendapat tugas khusus untuk membangun insfrastruktur dan jaringan partai. Sementara performa Marzuki sebagai Ketua DPR akan sangat menentukan. Bila ia berhasil dan punya tingkat keterpilihan yang tinggi tentu akan dipertimbangkan, bila tidak saya kira akan berkonsentrasi membesarkan partai atau menjadi Ketua Umum pasca Anas," tandas Arya.

Kedua, melirik calon luar partai yang memiliki kesamaan visi politik dan diterima lingkaran elit Demokrat.

"Saya melihat SBY telah menyiapkan beberapa nama. Tiga nama yakni Djoko Suyanto, Jenderal TNI Pramono Edhie, dan Hatta Rajasa memang berpeluang untuk dicalonkan Demokrat. Selain memiliki kedekatan khusus dengan SBY juga mempunyai pengalaman memimpin yang teruji," tandas Arya.

Menurut Arya, meski memiliki hak "prerogatif" menentukan capres, SBY diharapkan dapat mempertimbangkan pilihan para elit Demokrat.

"Bila SBY terkesan 'memaksakan' penetapan Capres tanpa melalui proses yang demokratis dan tanpa memperhatikan pertimbangan elit Demokrat, keputusan SBY bisa saja digoyang dan dimentahkan. Saya kira Anas, Marzuki dan Andi masih berpengaruh di Demokrat," tutup Arya.

sumber

mattbomel 20 Dec, 2011