perdana mentri jepang meninggal

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang menggelar rapat keamanan darurat, Senin (19/12/2011), untuk merumuskan reaksi negara itu terhadap berita kematian pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Il.

Beberapa saat setelah siaran berita siang media resmi Pyongyang tentang kematian Kim, Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda, membatalkan pidato dan bergegas kembali ke kantornya. Noda lalu mengadakan pertemuan dengan para menteri senior. "Saya tahu tentang laporan itu. Saya menginstruksikan, fakta-fakta itu diperiksa," katanya kepada wartawan setelah ia kembali ke kantornya.

Ia mengatakan, ia telah memerintahkan para pejabat untuk memperkuat pengumpulan data intelijen tentang Korea Utara, bekerja erat dengan Amerika Serikat, China dan Korea Selatan, serta bersiap bagi perkembangan lanjutan yang mungkin tak terduga. Noda mulai memimpin pertemuan darurat satu jam setelah pengumuman kantor berita KCNA. Rapat itu diperkirakan akan diikuti dengan konferensi pers oleh Kepala Sekretaris Kabinet Osamu Fujimura, kata juru bicara pemerintah.

Menteri Pertahanan Jepang, Yasuo Ichikawa, mengatakan, sejauh ini dari hasil deteksi yang telah dilakukan, tidak ada gerakan militer yang tidak biasa yang dilakukan Korea Utara. "Saya telah mengatakan kepada (para pemimpin militer) untuk mengumpulkan informasi dan melakukan pengawasan menyeluruh," katanya setelah pertemuan dengan para petinggi. "Saya belum menerima sesuatu yang tidak biasa sejauh ini."

Kematian Kim muncul saat Pyongyan mengusulkan pembukaan kembali pembicaraan enam pihak soal denuklirisasi.

Tiga dari enam jaringan terestrial nasional Jepang, termasuk lembaga penyiaran milik negara NHK, menggunakan jadwal berita reguler sore dan program informasi untuk menyiarkan siaran tentang Korea Utara.
Sumber :
TOKYO, KOMPAS.com - Jepang menggelar rapat keamanan darurat, Senin (19/12/2011), untuk merumuskan reaksi negara itu terhadap berita kematian pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Il.

Beberapa saat setelah siaran berita siang media resmi Pyongyang tentang kematian Kim, Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda, membatalkan pidato dan bergegas kembali ke kantornya. Noda lalu mengadakan pertemuan dengan para menteri senior. "Saya tahu tentang laporan itu. Saya menginstruksikan, fakta-fakta itu diperiksa," katanya kepada wartawan setelah ia kembali ke kantornya.

Ia mengatakan, ia telah memerintahkan para pejabat untuk memperkuat pengumpulan data intelijen tentang Korea Utara, bekerja erat dengan Amerika Serikat, China dan Korea Selatan, serta bersiap bagi perkembangan lanjutan yang mungkin tak terduga. Noda mulai memimpin pertemuan darurat satu jam setelah pengumuman kantor berita KCNA. Rapat itu diperkirakan akan diikuti dengan konferensi pers oleh Kepala Sekretaris Kabinet Osamu Fujimura, kata juru bicara pemerintah.

Menteri Pertahanan Jepang, Yasuo Ichikawa, mengatakan, sejauh ini dari hasil deteksi yang telah dilakukan, tidak ada gerakan militer yang tidak biasa yang dilakukan Korea Utara. "Saya telah mengatakan kepada (para pemimpin militer) untuk mengumpulkan informasi dan melakukan pengawasan menyeluruh," katanya setelah pertemuan dengan para petinggi. "Saya belum menerima sesuatu yang tidak biasa sejauh ini."

Kematian Kim muncul saat Pyongyan mengusulkan pembukaan kembali pembicaraan enam pihak soal denuklirisasi.

Tiga dari enam jaringan terestrial nasional Jepang, termasuk lembaga penyiaran milik negara NHK, menggunakan jadwal berita reguler sore dan program informasi untuk menyiarkan siaran tentang Korea Utara.
Sumber :
http://internasional.kompas.com/read...Rapat.Keamanan

sindutan 19 Dec, 2011