Beking Nunun di Thailand Sempat Tawarkan Sogokan

TEMPO.CO, Jakarta - Penangkapan Nunun Nurbaetie, tersangka cek pelawat, pada Rabu dua pekan lalu ternyata tidak mudah. Beberapa jam setelah dibekuk polisi Bangkok, Thailand, ada upaya dari pihak-pihak tertentu meminta Nunun dibebaskan.

»Ada yang menawarkan uang dengan kompensasi Nunun dilepaskan," kata sumber Tempo yang dekat dengan pejabat kepolisian Thailand. »Tawaran pertama satu juta baht, lalu naik menjadi lima juta baht."

Menurut sumber itu, tawaran tersebut datang dari seseorang yang berpengaruh di negeri Gajah Putih. »Dia seorang pejabat tinggi," katanya tanpa mau menjelaskan secara detail orang yang menawarkan suap tersebut.

Tempo berusaha meminta tanggapan pejabat kepolisian Thailand. Namun Kepala Kepolisian Thailand Jenderal Priewpan Damapong lewat bawahannya Kapten Siyada mengaku tidak tahu-menahu soal itu. »Atasan saya tidak tahu soal penangkapan Nunun," kata Siyada, Rabu 14 Desember lalu.

Seorang polisi berpangkat kolonel yang bertugas di Divisi Urusan Luar Negeri Markas Besar Kepolisian Thailand menyatakan penangkapan Nunun diketahui dari staf Kedutaan Indonesia di Thailand yang menemuinya Selasa, sehari sebelumnya. Ia juga mengatakan unitnya sedang mencari tahu yang sebenarnya terjadi. »Kami sudah minta laporan dari bawah," katanya. »Tapi belum ada yang masuk."

Sebelumnya juga terungkap, selama pelarian, hampir dua tahun lamanya, Nunun Nurbaetie menikmati kenyamanan dan sejumlah fasilitas. Istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun seperti diduga Komisi Pemberantasan Korupsi, dilindungi kekuatan besar. (lihat Kisah Si Plontos Marinir Penjaga Nunun)

KPK menduga kekuatan besar itu adalah jaringan bisnis tersangka kasus suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom. "Kekuatan tertentu yang itu noninstitusional," kata Busyro Muqqodas waktu itu. (Lihat KPK Incar Dalang Suap dan Pelindung Nunun)

Siapa sebenarnya sosok pelindung Nunun? Penelusuran Tempo menemukan jaringan bisnis pelindung Nunun itu disebut-sebut berkewarganegaraan Amerika Serikat, juga seorang warga negara Thailand.

Sosok misterius dari Amerika itu adalah Philip B. Christensen, seorang veteran marinir Amerika Serikat. Nama Philip, seperti dilansir dalam penelusuran Tempo di laporan utama majalah Tempo bertajuk »Mafia di Balik Nunun", juga terdeteksi sebagai penyewa rumah yang ditinggali Nunun di Jalan Nantawan 5, Kompleks Aqua Divina.

Suami Nunun, Adang Daradjatun, yang ditemui Jumat pekan lalu menolak berkomentar soal pelarian sang istri. »Sampai kapan pun saya tidak akan jawab pertanyaan itu," katanya kepada Febriyan dari Tempo.
sumber


KPK menduga kekuatan besar itu adalah jaringan bisnis tersangka kasus suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom. "Kekuatan tertentu yang itu noninstitusional," kata Busyro Muqqodas waktu itu.

KPK Incar Dalang Suap dan Pelindung Nunun


TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menegaskan serius mengusut kasus Nunun Nurbaetie dalam kasus cek pelawat, termasuk saat dia menjadi buron. "Akan kami tuntaskan kasus ini," ujar juru bicara KPK, Johan Budi S.P., saat dihubungi kemarin.

Nunun ditangkap di Thailand oleh kepolisian setempat pada Rabu pekan lalu dan dibawa ke Jakarta pada Sabtu lalu. Istri mantan Wakil Kepala Kepolisian RI Adang Daradjatun itu ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 24 Februari 2011. Dia diduga berperan menyebarkan 480 lembar cek pelawat senilai Rp 24 miliar kepada puluhan anggota Dewan periode 1999-2004 yang berkaitan dengan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Gultom.

Johan mengatakan KPK bakal meminta keterangan Miranda. "Pemeriksaan Miranda berdasarkan keterangan Nunun," katanya. "Ada kemungkinan KPK mengkonfrontasi keterangan Nunun dengan Miranda."

Indonesia Corruption Watch, pegiat antikorupsi, mendesak KPK tak hanya mengusut kasus suap cek pelawat, tapi juga dalang pelarian Nunun. Apalagi, menurut peneliti hukum ICW, Donald Fariz, Ketua KPK Busyro Muqoddas pernah mengatakan Nunun selama menjadi buron dilindungi kekuatan non-institusional. "Perkataan itu harus dibuktikan siapa yang melindungi dia selama ini," ujarnya kemarin.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua KPK Chandra M. Hamzah mengatakan pengusutan tersebut bergantung pada penyidikan. "Kami selesaikan satu per satu terlebih dulu."
SUMBER

Kalau kekuatan besar itu si tante MG ya patutlah asal jangan kambing hitamkan yang gak ikut ikutan saja.Btw pemerintahan thailand hebat juga ya gak mempan sogok.:Yb

alxalvee 19 Dec, 2011