JAKARTA, KOMPAS.com Memasuki akhir tahun 2011, kondisi jalanan Jakarta semakin padat dan kemacetan tidak hanya terjadi saat jam-jam padat. Hal ini ditengarai karena moda transportasi massal, yaitu bus transjakarta yang sebelumnya mampu mengakomodasi para pengguna kendaraan pribadi sudah tidak optimal lagi.
"Dulu banyak kalangan white collar yang masih naik bus transjakarta. Sekarang, sudah jarang yang naik karena pelayanannya yang menurun," kata Pembina Komunitas Suara Transjakarta, Yanto Sugiharto, di Jakarta, Selasa.
Kalangan kerah putih dulu, lanjutnya, tidak keberatan meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah dan memilih naik bus transjakarta. Namun, saat ini, para kerah putih ini memilih kembali ke mobil pribadinya lagi yang dinilai jauh lebih nyaman daripada berdesakan di dalam bus transjakarta.
"Tujuan bus transjakarta untuk mengurangi penggunaan satu mobil satu pengendara gagal kalau begini. Pada kenyataannya, sebagian besar kembali lagi ke mobil pribadi dan Jakarta kembali macet," jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, headway yang terlalu lama antarbus transjakarta menjadi salah satu alasan para penumpang bus transjakarta beralih lagi menggunakan kendaraan pribadi. Jika sebelumnya bus transjakarta mampu mencapai headway kurang dari 10 menit, saat ini headway berkisar dari 10 hingga 30 menit.
Lamanya headway ini tidak didukung pula dengan kondisi halte yang nyaman. Sirkulasi udara yang kurang baik berakibat pada meningkatnya temperatur di halte saat penumpang mulai menumpuk. Semestinya kondisi temperatur di halte maksimal 32 derajat celsius. Kenyataannya, saat ini, temperatur di halte lebih dari 32 derajat celsius. "Sudah nunggu lama dan panas, saat bus datang langsung rebutan jadinya. Dulu ada kipas angin di halte itu, tapi sudah rusak tampaknya," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tiap sore di halte Semanggi tujuan Pluit yang terletak di koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) penuh sesak. Saat pukul 17.00 hingga pukul 19.00 para penumpang rela berdesak-desakan di dalam halte yang tidak besar dan pengap.
Bahkan terkadang banyak yang memilih menunggu di sekitar jembatan menuju halte agar tetap dapat menghirup udara luar. Selanjutnya, saat bus datang rombongan penumpang ini masih harus kembali berdesak-desakan di dalam bus.
Karena jarak antarbus memang terbilang cukup lama, kalaupun datang, terkadang berurutan sampai tiga bus sekaligus sehingga bus yang terakhir datang justru sepi karena penumpang yang menumpuk sudah terangkut di dua bus sebelumnya.
Melihat kondisi yang seperti ini, tidak mengherankan jika warga Jakarta lebih memilih kembali naik mobil atau bahkan lebih memilih naik motor yang jauh lebih cepat sampai ke tujuan dan sedikit terhindar dari kemacetan di Jakarta.
sumber
Gimana gan? ngerasa ngga kalau belakangan busway makin jelek pelayanannya? :amazed:
azkaff 20 Dec, 2011"Dulu banyak kalangan white collar yang masih naik bus transjakarta. Sekarang, sudah jarang yang naik karena pelayanannya yang menurun," kata Pembina Komunitas Suara Transjakarta, Yanto Sugiharto, di Jakarta, Selasa.
Kalangan kerah putih dulu, lanjutnya, tidak keberatan meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah dan memilih naik bus transjakarta. Namun, saat ini, para kerah putih ini memilih kembali ke mobil pribadinya lagi yang dinilai jauh lebih nyaman daripada berdesakan di dalam bus transjakarta.
"Tujuan bus transjakarta untuk mengurangi penggunaan satu mobil satu pengendara gagal kalau begini. Pada kenyataannya, sebagian besar kembali lagi ke mobil pribadi dan Jakarta kembali macet," jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, headway yang terlalu lama antarbus transjakarta menjadi salah satu alasan para penumpang bus transjakarta beralih lagi menggunakan kendaraan pribadi. Jika sebelumnya bus transjakarta mampu mencapai headway kurang dari 10 menit, saat ini headway berkisar dari 10 hingga 30 menit.
Lamanya headway ini tidak didukung pula dengan kondisi halte yang nyaman. Sirkulasi udara yang kurang baik berakibat pada meningkatnya temperatur di halte saat penumpang mulai menumpuk. Semestinya kondisi temperatur di halte maksimal 32 derajat celsius. Kenyataannya, saat ini, temperatur di halte lebih dari 32 derajat celsius. "Sudah nunggu lama dan panas, saat bus datang langsung rebutan jadinya. Dulu ada kipas angin di halte itu, tapi sudah rusak tampaknya," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tiap sore di halte Semanggi tujuan Pluit yang terletak di koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) penuh sesak. Saat pukul 17.00 hingga pukul 19.00 para penumpang rela berdesak-desakan di dalam halte yang tidak besar dan pengap.
Bahkan terkadang banyak yang memilih menunggu di sekitar jembatan menuju halte agar tetap dapat menghirup udara luar. Selanjutnya, saat bus datang rombongan penumpang ini masih harus kembali berdesak-desakan di dalam bus.
Karena jarak antarbus memang terbilang cukup lama, kalaupun datang, terkadang berurutan sampai tiga bus sekaligus sehingga bus yang terakhir datang justru sepi karena penumpang yang menumpuk sudah terangkut di dua bus sebelumnya.
Melihat kondisi yang seperti ini, tidak mengherankan jika warga Jakarta lebih memilih kembali naik mobil atau bahkan lebih memilih naik motor yang jauh lebih cepat sampai ke tujuan dan sedikit terhindar dari kemacetan di Jakarta.
sumber
Gimana gan? ngerasa ngga kalau belakangan busway makin jelek pelayanannya? :amazed:
0Awesome Comments!