REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia adalah masyarakat plural yang terdiri dari beratus-ratus kelompok etnis. Setiap kelompok ini memiliki kebudayaan dan bahasa sendiri.
Secara umum, Indonesia terbagi atas dua kelompok bahasa etnis (kedua rumpun) di Indonesia tersebut terancam punah. Pada penghujung abad 21, diperkirakan hanya sekitar 10 persen saja yang bisa bertahan karena bahasa-bahasa tersebut semakin jarang digunakan.
Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Abdul Rachman Patji, menyebutkan jumlah bahasa daerah yang terancam punah menurut referensi penelitian adalah 169 bahasa etnis.
"Ada beragam faktor yang mempengaruhi kepunahan bahasa tersebut sebagaimana diperkuat penelitian lapangan kami pada pertengahan 2011," katanya.
Abdul merinci faktor tersebut adalah urbanisasi dan perkimpoian antar etnis. Urbanisasi berpengaruh karena jika dua orang dari daerah pindah ke kota besar atau ibukota, maka dalam berinteraksi dengan etnis lain bahasa etnisnya sendiri cenderung ditinggalkan.
"Mereka akan memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi antar etnis," ujarnya. Secara lebih spesifik, penyebab utama kepunahan bahasa juga dikarenakan para orang tua tidak lagi mengajarkan kepada anak-anaknya dan mereka juga tidak secara aktif menggunakannya di rumah atau dalam berbagai ranah komunikasi.
Di samping itu, tutur Abdul, ada empat sebab lain kepunahan bahasa. Pertama, para penuturnya berpikir tentang dirinya sebagai inferior secara sosial. Kedua, terikat pada masa lalu.
Ketiga, sisi tradisional dan keempat secara ekonomi kehidupannya stagnan. "Keempat sebab ini disebut oleh sejumlah linguis sebagai proses penelantaran bahasa," katanya.
Secara lebih luar, faktor-faktor yang mempercepat kepunahan bahasa juga datang dari kebijakan pemerinah, penggunaan bahasa dalam pendidikan dan tekanan bahasa dominan dalam suatu wilayah masyarakat multibahasa yang berdampingan.
Sumber
kemejabolong 24 Dec, 2011Secara umum, Indonesia terbagi atas dua kelompok bahasa etnis (kedua rumpun) di Indonesia tersebut terancam punah. Pada penghujung abad 21, diperkirakan hanya sekitar 10 persen saja yang bisa bertahan karena bahasa-bahasa tersebut semakin jarang digunakan.
Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Abdul Rachman Patji, menyebutkan jumlah bahasa daerah yang terancam punah menurut referensi penelitian adalah 169 bahasa etnis.
"Ada beragam faktor yang mempengaruhi kepunahan bahasa tersebut sebagaimana diperkuat penelitian lapangan kami pada pertengahan 2011," katanya.
Abdul merinci faktor tersebut adalah urbanisasi dan perkimpoian antar etnis. Urbanisasi berpengaruh karena jika dua orang dari daerah pindah ke kota besar atau ibukota, maka dalam berinteraksi dengan etnis lain bahasa etnisnya sendiri cenderung ditinggalkan.
"Mereka akan memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi antar etnis," ujarnya. Secara lebih spesifik, penyebab utama kepunahan bahasa juga dikarenakan para orang tua tidak lagi mengajarkan kepada anak-anaknya dan mereka juga tidak secara aktif menggunakannya di rumah atau dalam berbagai ranah komunikasi.
Di samping itu, tutur Abdul, ada empat sebab lain kepunahan bahasa. Pertama, para penuturnya berpikir tentang dirinya sebagai inferior secara sosial. Kedua, terikat pada masa lalu.
Ketiga, sisi tradisional dan keempat secara ekonomi kehidupannya stagnan. "Keempat sebab ini disebut oleh sejumlah linguis sebagai proses penelantaran bahasa," katanya.
Secara lebih luar, faktor-faktor yang mempercepat kepunahan bahasa juga datang dari kebijakan pemerinah, penggunaan bahasa dalam pendidikan dan tekanan bahasa dominan dalam suatu wilayah masyarakat multibahasa yang berdampingan.
Quote:
Boleh aja kita pake bahasa negara lain asal jangan sampe melupakan bahasa daerah kita,karna salah satu daya tarik Indonesia adalah keanekaragaman budayanya :D |
0Awesome Comments!