VIVAnews - Perusahaan kontraktor terbesar di bidang pertahanan Jepang, Mitsubishi Heavy Industries Ltd, mengumumkan adanya upaya pencurian akses informasi yang dilakukan hacker pada jaringan komputer perusahaan mereka.
Seperti dikutip oleh Reuters, ini adalah serangan cyber yang menimpa industri pertahanan di Jepang. Dalam pernyataan tertulisnya, Mitsubishi mengatakan sejumlah informasi kemungkinan telah dicuri.
"Ini mungkin serangan hacking pertama yang berhasil terdeteksi di Jepang," ujar Andrew Davies, analis perang cyber dari Australian Strategic Policy Institute, kepada Reuters. Menurutnya, serangan ini mirip apa yang telah terjadi di beberapa perusahaan pertahanan Amerika.
Surat kabar setempat mengatakan serangan cyber terjadi pada 11 Agustus lalu itu menjadikan informasi terkait kapal selam, misil, serta pabrik-pabrik komponen instalasi nuklir, sebagai target.
"Kami menemukan sejumlah informasi sistem seperti alamat IP telah dijebol dan ini cukup menakutkan," kata juru bicara Mitsubishi Heavy. Namun mereka mengatakan data krusial tentang produk atau teknologi tersimpan aman.
Menurut harian Yomiuri Shimbun, serangan cyber itu berhasil menginfeksi 80 komputer di markas Mitsubishi Heavy dengan virus. Setidaknya, ada delapan jenis virus komputer berbeda termasuk Trojan, yang menginfeksi komputer-komputer di markas Mitsubishi Heavy.
Selain itu, infeksi juga ditemukan di beberapa situs manufaktur, dan riset & pengembangan, termasuk Kobe Shipyard & Machinery Works, Nagasaki Shipyard & Machinery Works dan Nagoya Guidance & Propulsion System Works.
Kobe Shipyard saat ini adalah pabrik pembuat kapal selam yang membuat komponen untuk stasiun pembangkit nuklir. Adapun Nagasaki Shipyard adalah pembuat kapal-kapal pengawal.
Sementara itu pabrik di Nagoya, khusus membuat misil dengan pemandu serta mesin roket. Jepang memang dikenal pembuat kapal selam yang cukup canggih. Mereka berhasil mengintegrasikan berbagai solusi dengan unsur mekanik, elektronik, dan sistem kontrol sehingga informasi-informasinya cukup menarik bagi peretas.
Selama ini Mitsubishi Heavy juga diketahui sebagai kontraktor militer terbesar di Jepang, yang berhasil memenangkan 215 proyek senilai 260 miliar Yen (sekitar Rp30 triliun) dari Kementrian Pertahanan Jepang, Maret lalu, atau sekitar seperempat anggaran belanja Kementrian.
Senjata yang dihasilkannya antara lain misil dari darat ke udara Patriot, dan misil dari darat ke darat AIM-7 Sparrow. Selain itu, perusahaan ini juga kerap bekerja sama dengan Boeing membuat sayap pesawat terbang jenis jet 787 Dreamliner.
0Awesome Comments!